At the end of my life, I want to be able to say that I contributed more than I criticized. Communication+marketing. Photographer/filmmaker/luckiest man alive.
Bagaimana wabah COVID19 ini bisa berakhir? Jika kita bisa menjaga jarak dan membeli waktu untuk bnyk orang pulih.
Gw sampai bikin video menyadur artikel
@washingtonpost
di thread - karena menurut gw PENTING-PENTING banget buat kita mengerti pentingnya diam di rumah. Please.
Panic buying bukan soal orang susah makan, tapi soal membuat suasana keruh yg berbuntut panjang kemana2. Padahal makan sama telor ceplok udah bikin merem melek.
Bagikan ini yuk. Saya sudah buat dgn sederhana supaya dimengerti, dan semoga mengurungkan niat latah panic buying.
Jadi pengen cerita kejadian sore ini 🤓
Saya sering banget naik taksi, dan setiap saya tanya, “Pilih siapa Pak?”
Mereka selalu lihat saya dulu di kaca spion dan menjawab (non-konfrontatif), “Yah… kalau nggak 02, 03 lah…” sambil senyum2.
Pertama2 saya biasa aja, tapi lama2
Mencuri dengar sebuah percakapan:
A: "Gw sih nggak akan milih nomor 01, males. Politik identitas! Eh, lo pilih 02 atau 03?"
B: "Kok lo nggak mikir gw bakal milih 01?"
A: "Ya kan lo Kristen."
😵💫 Ingin rasanya berkomentar...
Di meeting2 saya dgn brand2, saya paling malas dengan mereka yang menganggap audience itu sudah final, “Odiens itu bodoh, jadi kasih yang bodoh2 aja. Mereka kaga ngerti elu kasih yang ketinggian!”
Dan tentu sebaliknya, saya paling suka bertemu dengan klien2 yang berkata,
Cara saya tau tempat mie enak: Kl kita dtg, pesen di depan, lalu duduk ngobrol + lap2 sumpit sendok tiba2 itu bakmi berkepul2 dah dateng, berarti enak. Karena mereka dah biasa handle volume besar, karena laris, karena, enak.
Asui, Tj. Duren. Ayam kampung. One of the legends.
Latih diri jika menerima berita 'buruk',
bukan reflek, "hhhhhhh... kenapa sik? hhhhh...kenapa nggak mulus aja/berita baik sik? hhhhhhhh"
tapi reflek, "hh... ya udah. Sekarang apa yang bisa saya lakukan?"
Easier life. More productive life. A more skillful life.
Slowly happier.
Jangan sedikit2 tersinggung. Nanti kamu terbiasa cepat tersinggung. Dan kesempatan2 yg harusnya bisa ditawarkan ke kamu, jadi enggan disodorkan karena takut kamu tersinggung.
Mulailah dari anggap dirimu enteng: Kamu (dan saya) bukan siapa2 🥰 Santai ❤️
Bukan tweet salty - truly wishing the best buat mbaknya 🙏🏽
Tapi kalau boleh, saya mau kasih pendapat sebagai orang yang memberikan wawancara dan memutuskan siapa yang dihire. Semoga membantu teman2 yang lagi mulai/mau cari kerja.
Dari ratusan pertanyaan soal hubungan/pernikahan yg masuk kemarin, 80% isinya sama:
“Bagaimana tahu bahwa dia adalah pasangan yg tepat buat saya?”
Saya janji akan menulis khusus karena panjang, dan ini jawaban saya ❤️
Semoga jadi lebih cepat yakin 🙇🏻♂️😘
Daripada kita marah2 terus oleh penghakiman yang mungkin aja salah, lebih baik kita ingat betapa beruntungnya diri kita.
Jikalau kamu setuju isi video ini, dan kamu merasa adalah salah satunya, bolehkah kamu membagikannya dgn menulis “Saya beruntung.”? Terima kasih 🙏🏼🙂
Aturan yang saya tau tentang bertemu anjing:
1. Tanya yang punya, apakah aman dihampiri? Apakah aman dielus? INI YANG PERTAMA DAN PALING PENTING. Pemilik yg bertanggung-jawab akan tahu persis peringai anjingnya.
2. Jangan hampiri dia, biar dia yg hampiri kamu. Rendahkan diri
Lagi banyak ngomongin gaji. Jadi kepingin berbagi pendapat saya sebagai seorang entrepeneur yg hampir sudah 15 tahun menggaji orang. Mungkin karena ini topik sensitif, mohon dibaca kumplit sampe habis.
Gw selalu ajarin anak2 kantor gw:
Kalau org bersikap X, jgn emosi karena X tadi. Tapi tanya: Kenapa ya dia begitu?
Selalu lihat lapisan keduanya. Dan hampir selalu, setiap orang pasti ada alasannya. Dan kita jadi lebih berempati. Dan kita biasanya ga jadi emosi.
Pagi ini menemukan bapak yang buat hati hangat.
Saya dulu banget pernah diajarin orang: Kalau mau hidup lebih bahagia, coba fokuskan hidup lebih dari cuma untuk diri sendiri. Kita akan sadar kita bukanlah pusat dunia.
Manjur nasihatnya buat saya ❤️
Selamat pagi.
Inti dari video ini:
- Kita ga bisa buka *foto asli* lembar plano lagi di server KPU seperti pemilu2 lalu.
- Walaupun (katanya) real-time, kita hanya terima bentuk diagram data
- Karena itu inisiatif
@kawalpemilu_org
penting banget
Pertanyaannya, apakah kita masih boleh
Komisi Pemilihan Umum (KPU) enggak lagi pake Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng), sekarang pake Sirekap, Sistem Informasi Rekapitulasi.
Sirekap ini akan membaca foto hasil penghitungan suara yang tercatat dalam formulir C1 plano. Tapi, data yang bisa dilihat publik di
Kalau sempat nonton deh. Saya juga baru liat ini 🙂
Btw, gw suka respon Mas Anies - yang juga sama kayak saya kalau dapat pelayanan buruk/aturan ga masuk akal oleh pekerja/petugas:
Kasian, mereka cuma menjalankan tugas yang diberikan ke mereka.
Saat Pak
@aniesbaswedan
Dipermalukan oleh Penguasa
Gue kaga pernah lupa, bahwa gue ikut Geram dengan kelakuan Jokowi.
Doa gua waktu itu : " Ya Allah, Jadikan Pak Anies Presiden 2024, agar mereka melihat, orang yang dipermalukan itu menjadi Presiden
Chat pagi ini dgn seorang sahabat. Beliau pemimpin proyek ratusan org upahan harian.
Bnyk pemimpin harus buat keputusan sulit dan berat. Banyak kita yg harus kerja untuk upah harian kita.
Di masa2 ini: Perbesar empati.
(baca threadnya ya - saya mau bagikan sesuatu yg penting)
Banyak yg nanya kenapa saya memilih AMIN? Karena pemandangan seperti ini, tidak benar. Manusia diperlakukan seperti binatang okeh aparat. Menggeruduk layaknya preman. Ini baru urusan satu pengguna narkoba, ditangkap dan dipukuli di tengah jalan di siang bolong. Ada yang salah
❤️ Seorang presiden, memerintah, dikritik, setiap hari dalam tekanan, dan mewakili negara kita di diplomasi internasional (yg akan semakin panas pasca 2024), tidaklah boleh seseorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya.
Pak Anies disarang Ahokers:“Selamat malam orang² yang tidak memilih saya”
Ini baru namanya pemimpin, merangkul semua orang, tidak memusuhi orang yang tidak memilih atau tidak menyukainya, beda sama yg onoh, belum kelar nyebokin soal 'ndasmu etik' eh udah kluar 'goblok' aja😆🤣
Kamu ga akan bisa mengubah orang. Kamu yg harus berubah duluan.
Tujuan utamanya supaya kamu bisa bahagia tanpa perlu tergantung perubahan dari orang lain.
Tapi sukur2 biasanya perubahan kamu juga jadi teladan/pemantik untuk perubahan di sisi sana. Anggap ini bonus, ga harus.
Nasihat Ibu saya yang saya inget sampai hari ini:
"Orang suka muji2 orang ketika berdiri di depan peti matinya. 'Dia waktu idup baek, dia begini, dia begitu.' Eh... dia kaga denger! Udah telat!
Puji orang tuh ketika orangnya bisa denger, waktu dia masih hidup!" ❤️😅
Ketika sesuatu berjalan mulus dan seharusnya, kita diam saja. Kita baru bereaksi ketika sesuatu tidak berjalan dengan semestinya.
Padahal usaha untuk membuat segala sesuatu itu mulus dan normal, jauh lebih sulit.
Kalangan minoritas selalu merasa anti PKS, padahal saya justru sedang melihat banyak reformasi baik dari teman2 PKS.
(I know that line above alone will get me in so much trouble 😛)
Tapi saya capek disuruh membenci orang yang saya ajak ngomong aja belum pernah. Saya jadi orang
Saya baru jadi pengusaha, cashflow bener2 buruk kayak main warung2an.
H-3 bayar gaji karyawan yang udah 15an orang, saya ga punya uangnya. Bener2 abis. Saya ingat kapan2 rasanya mau mati - ya salah satunya hari2 itu. Saya nangis sesenggukan berdua istri saya, bingung mau bayar
malam hari saya nelpon
@ismmlya
sambil nangis, iya saya nangis
malam itu saya hancur lebur, isma malah memarahi saya, katanya kamu lelaki penopang keluarga, harus kuat.
sejak itu saya bisa bangkit, terima kasih banyak, isma!
giliran kalian ceritakan kebaikan teman kalian. ❤️
Nggak nyangka rame bener twit saya kemarin yang ternyata katanya ‘deklarasi’ - sampe banyak di circle saya yang screencapture lalu diforward2. :D Padahal saya bukan siapa-siapa, orang biasa aja :)
Saya dukung Pak Jokowi 2014, sampai diundang ke Istana waktu pelantikan. Mas
Makanya - jgn cuma maki2: negara +62, negara +62, negara berflower.
Gw dr dulu paling BENCI dgr org joke begitu 😡
Ini 👇🏼 negara +61 - udah positif corona 800 org, pantainya masih begitu.
Negara loe ga jauh beda sama negara lain. Jgn maki2in negara lu doang. Mulai cintai dia.
Husband home from work after 9pm, at which point we debriefed.
Me: toilet paper sorted. Tonic very low.
Him: This is f#%*ing serious. There are people aged 40, otherwise totally healthy, currently on ventilators, in ICU in several Sydney hospitals.
Meanwhile...Bondi. Tonight. 🤯
Ada video seseorang resign yg bilang lingkungannya toxic, dibalas lebih banyak video dari kolega2nya bahwa beliau yang selama ini toxic ke mereka. (Saya gak repost kasian mbaknya.)
Saya selalu ingat pepatah ini buat panduan saya sendiri:
“When you meet one asshole, then he/she
“Bahagia orang lain, sama sekali tidak harus diikuti pertanyaan2 mengenai bahagia saya.“
Kemarin, ketika saya dan istri diajak main sama seorang anak yang lucu sekali.
“Ketika dulu memutuskan untuk menikah, bagaimana yakin bahwa dia adalah pilihan yang tepat?”
THE question again. Kali ini jawaban saya pakai analogi anak agency 😘
Dimulai dari chat sama seorang teman yg lagi berpikir pindah ke Bali untuk mencari ‘bahagia’ - responnya luar biasa di IG saya. Saya bagikan di sini ya 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Aku kok merasanya hidup ‘ngepas’ sama istri/suami di awal2 pernikahan itu cerita yg manis banget. Ketika nanti kamu berhasil, kamu akan inget kamar kontrakan sempit kamu, atau makan malam berdua secukupnya sambil ngobrol ngalor ngidul.
Kl nanti semua sudah kacau, yg sakit banyak, RS penuh, ekonomi ancur, bnyk org susah makan, social unrest, yg kita punya cm satu sama lain.
Ide saya, kurangi energi negatif di medsos.
Buat yg mmg garis keras vokal, silahkan. Tp kamu yg di tengah2, kurangi yuk. Optimis. Salam🍳
Saya gak kenal Ps. Raditya Oloan. Tapi keliatan banget beliau hidup bukan untuk dirinya sendiri.
Hidup yg indah demikian. Ketika kita pikir bahagia bisa didapat dari semuanya fokus ke kita, ternyata bahagia adalah ketika sebanyak mungkin hidup kita kita bagikan. Rest in love ❤️
Menurut gw nulis apapun hari2 ini di sosmed, terutama twitter, selalu ketemu salahnya, dan jika apes, jadi keroyokan massal, contohnya twit yg menurut saya betul2 harmless ini (saya ga kenal/follow penulisnya).
Mas Erlangga, saya yakin mas nggak bermaksud apa2 🙏🏼
Perbanyak magang, kegiatan komunitas. Dtgin acara2 gratis dgn kegiatan yg kamu suka. Tawarkan waktu dan tenaga. Bljr bgmn hal2 berputar dan bagaimana kamu bisa berkontribusi.
Satu hal kecil akan menuju ke hal kecil lain, bertumpuk jadi 'pengalaman'.
Jangan salahin dunia :)
Gw ga tau original threadnya mana soal gaji.
Tapi yg pasti dan sering saya ulang: yang merenggut kebahagiaan kita adalah perbandingan :)
Kita baik2 aja, hepi2 aja, damai2 aja, sampai tiba2 melihat ke kiri ke kanan 🤓
Gara2 thread ini, jadi pengen nanya temen2 d sini. Yuklah:
Apa alasan2 terbaik untuk punya vs ga punya anak?
Diskusi tanpa mara2 ya… Kedua sisi justru pengen bisa belajar/mengerti kalau jawaban2nya adem dan saling menghormati 👍🏼❤️
Yuk, aku (ga punya anak) juga mau baca 👇🏼
#SelaluCurigaCovid
ya teman2 - gak tau deh gw buat hestek2an siapa tau jadi viral. Mau cerita sedikit soal anak kantor yang kemarin positif. Selalu mulai dari prasangka buruk jika sudah menyangkut covid.
Kemarin buka QA soal relationships+marriage. Saya coba jawab dari pengalaman sendiri menikah 13 tahun dan pelajaran yang saya dapet juga. Saya bagikan di sini ya. Semoga memberkati:
Liat video Susy Susanti nangis selalu buat air mata mengalir juga. Mungkin ketika masih di masa menjadi keturunan Tionghoa di Indonesia tidaklah mudah, malah seorang Tionghoa membuat Indonesia Raya berkumandang pertama kali di Olimpiade 😭🇮🇩
Bolehkah saya jawab dengan tulisan di IG saya?
Merit itu kayak roadtrip bareng atau bikin usaha bareng: Awalnya mmg baik dapet yang pas, tapi kita berhasil/bahagia atau tidak, lebih tergantung ke kita ngejalaninnya ke depan gimana 🙏🏼
IMHO ‘the one’ is overrated.
Gue boleh dong nanya sama yang udah nikah, itu beneran pilihan hati kalian atau karena gabisa mengejar cinta kalian yang sesungguhnya dan yang penting dia baik atau gimana ?
Lagi rame tentang banyak orang ga setuju beberes kursi bioskop, merasa nanti mbak masnya ga ada kerjaan. Coba deh nonton video ini yang kita buat bertanya ke para pramusaji tentang gerakan
#TumpukDiTengah
- Meringankan beban sesama itu gampang kok 😁
Mau diajak susah itu sama kyk mau ngurusin kl aku kena kanker atau sama2 ngurusin anak kita kl lahir berkebutuhan khusus atau ngurusin orang tuaku kl nnt kena Alzheimer’s.
Nobody wants them, but hey you want someone who’ll still love you and be by your side when they do.
🙂
Menurut gw nih ya✌️🏼
Menurut gw punya akun alter itu hny melatih diri bisa mengumpat tanpa akibat. Lega memang, dan pasti puas. Tapi buruk buat membentuk cara pikir.
Kalo saya nih: Justru saya hrs melatih otak saya berpikir: "Keputusan/kata2/cara pikir saya punya konsekuensi."
Cerita dari sudut lain dari seorang dokter jaga gawat darurat bom Surabaya. Di balik kebencian, masih jauh lebih banyak yang bersatu, menolong, bahu-membahu. Menguatkan bacanya. Worth your reading time 👇🏼
Tentang relawan. Permisi ya Om
@pandji
Membuat ini hampir 10 tahun lalu - setau saya, kita berdua nggak dibayar. Shoot selalu malam, menunggu Pandji dan saya kelar berkegiatan.
Percaya sesuatu, memang kuno jaman sekarang. Tapi saya bersyukur dari muda selalu di lingkungan
Dua hal yang saya lakukan ketika cemas, takut, stress soal kerjaan. Saya tulis ini buat pengingat diri juga, dan semoga bisa dipakai teman2 juga mantra2 ajaib ini.
(Lihat threadnya ya buat yang kedua)
Ada satu anak di kantor saya, sebut saja namanya Tina.
Tina datang ke
@ceritera_id
dalam kondisi carut-marut. Gelisah, muram, gerak-geriknya sedih. Dia masih punya banyak hal yang harus dia bereskan.
Tapi beberapa bulan ini Tina berubah total.
Berdirinya kini tegap. Sigap
Yoel mengutarakan yang banyak dirasakan lingkaran2 sosial saya yang dulu sangat mencintai Anies, namun lalu jadi sangat membencinya.
Layaknya Obiwan Kenobi menjerit kecewa “You were the chosen one!” ketika Anakin Skywalker berpindah ke darkside. (Lihat GIF terlampir).
“Orang
Seorang teman psikolog yg praktek online cerita (anonim tentunya) bahwa kini bermunculan kasus2 pelecehan seksual di tempat kerja, karena kantor yang sepi yg disebabkan sistim gantian masuk.
Sentuhan fisik, dipaksa cium. Power abuse oleh atasan, diancam ga boleh cerita.
Ada yg takut/sedih kalau berpikir menua nanti akan sendirian, di sebuah panti/wisma tanpa anak cucu? Terutama yg belum menikah/belum punya anak?
Saya rasa cara pikir kita ga harus suram dan mengasihani diri sendiri.
Saya berbagi pengalaman saya kemarin ya 🙏🏼
Mungkin kl gw punya anak, pesan gw plg penting buat bekal hidup dia:
"Jangan mau buat jahat ke orang. Kelangsungan hidup kamu nggak harus melukai orang lain.
Bnyk yg akan bilang bahwa ini ga mungkin, tp kalau kamu cukup sabar, pintar dan cerdik, kamu pasti bisa menemukannya."
Siapa yg kamu ikuti di sosial media dan baca setiap hari pemikirannya, mmbentuk pikiranmu.
Mereka yg mengasihani diri trs menerus, menurut saya adalah yg plg berbahaya, krn mereka terus2an mengajakmu setuju bhw kamu ga bisa apa2.
Bijaksanalah memilih siapa yg kamu dengarkan. ❤️
Kalau saya ga salah, startups, dari jaman baheula, dr Bukalapak hingga Toped yg kita nikmati setiap hari, membutuhkan mekanisme investasi funding/venture capital yg jelas tata hukumnya, makanya seringkali buka di Singapur, karena hukum dan tatakelolanya sudah jadi dan jelas.
Apakah ada beda aku memilih siapa?
Suaraku hanya satu, dibanding ratusan juta lain yang sudah menggema.
Seperti setetes air mau menambah berat sebuah kolam, atau sebutir embun ingin memadamkan kebakaran hutan,
satu suaraku sepertinya sama sekali tidak berdampak apa-apa.
Tapi