Pernyataan tim Penyalin Cahaya patut dihargai. Tapi mungkin butuh waktu untuk memproses: 1) film ini tentang KS yang dialami perempuan; 2) sebagian besar pembuatnya laki-laki; salah satunya pelaku pelecehan seksual. Apa menghapus nama serta-merta memisahkan karya dari pembuat?
Yang paling mengganggu dalam kasus Tara Basro adalah komodifikasi yg dilakukan media. Tentu media sudah tahu komentar normatif-represif macam apa yang akan dikeluarkan institusi problematis macam Kominfo. Lagi2 perempuan dihadapkan pada kejahatan duet patriarki dan kapitalisme.
Selagi kita mulai ngobrolin soal beauty privilege, penerimaan diri, body image positif, dan feminisme, sodara-sodara di Kominfo otaknya mentok di urusan pornografi dan moral.
Haduh.
Saya tidak perlu menambahkan kritik feminis thd film TILIK, yang sudah sgt baik disampaikan teman2. TILIK sebaiknya tidak dilihat sebagai masalah tunggal tapi gejala fenomena yang lebih besar: absennya perspektif feminis dlm metode berkarya, juga dalam medan produksi kebudayaan.
By identifying herself as both queen and mother, trans icon Dorce Gamalama appropriated the normative motherhood/ ibuism rhetoric and tweaked it to push for a queer visual space in Indonesian mainstream media.
Rest in love, Bunda Dorce.
Heartbroken. Indonesian legendary feminist poet & professor Toeti Heraty (1933-2021) has passed away. Her works have largely influenced my writing. I took a picture of her w/ the painting of the witch Calon Arang in 2019.
Rest in power, Ibu Toety, role model of disobedient women.
The issue with Indonesia's new criminal code is more than just the prohibition on sex outside of marriage (as suggested by Western media👇). The larger problematic frame is the ongoing state paternalism that restricts who has the authority to speak and access knowledge.
I am heartbroken. Sapardi Djoko Damono, selamat jalan. Thank you for your open mind, playfulness, and generous heart. You have supported many of us. You listened and observed rather than patronized.
Eternity, you wrote. That’s where your words, and your carriage, are heading to.
Terima kasih, teman2. Sebetulnya saya mengajak kita semua untuk tak hanya fokus ke TILIK (kritik yg ada sdh cukup) tp berangkat ke diskusi lbh luas ttg ekosistem seni. Kritik feminis bukan satu2nya, tp turut membantu kita membongkar isu kuasa dlm sinema & medan produksi budaya.
Selamat jalan, Joko Pinurbo. Terima kasih untuk karya-karyamu. Dari Mas Jokpin saya belajar betapa asyiknya mencintai dan bermain dengan bahasa Indonesia, juga betapa bernilainya dukungan hangat bagi sesama penulis.
Betapa sempit jika sastra/ fiksi direduksi sebagai alat menceritakan/ mengangkat realitas sosial (maka tak berguna jika yang “nyata” dikaburkan). Sastra justru membuka kemungkinan untuk mempertanyakan bingkai kita saat merekam dan menghadirkan apa yang disebut kenyataan.
Ketimbang berpartisipasi dalam olimpiade penindasan (“kenapa dukung Palestina dan bukan…”), kita perlu memandang struktur kolonialisme sebagai sesuatu yg saling terkait secara transnasional. Ini butuh kerja ekstra, tapi bisa dimulai dgn aksi solidaritas & upaya mencari hubungan.
Sharing a mantra on the International
Women’s Day:
“I am not standing here alone.
I am standing here with witches—
those who have gone before,
those who are brewing,
and those who will rise.”
Moving to Bali as a digital nomad to enjoy lifestyle with your $?
I've said it before & I'll say it again: Questions of travel must consider the unequal power relations that characterize present global encounters and how they are enmeshed in the historical processes in the past.
Budi Darma has passed away.
“If Winter comes, can Spring be far behind.” Too much in pain to think of spring.
Pak Budi was my hero, a genius who created the strange world of Orang-orang Bloomington. Reading his old letters now--I see only his sharp mind, kindness, & generosity.
Redaksi
@mojokdotco
, pembaca tidak bodoh. Mereka menjumpai opini seksis setiap saat & tak butuh satu lagi yang diberi ruang di media dgn alasan ‘memancing diskusi.’
Isu kekerasan seksual di Indonesia makin genting. Kita butuh diskusi yg lebih matang, bukan kembali ke titik nol.
Arief Budiman got his Ph.D. in sociology from Harvard and taught at the University of Melbourne. From him my generation learned not to draw boundaries between the academia and activism. He was a model of what a public intellecual should be.
Belajar dr penulis Felix Nesi, seharusnya lebih byk lelaki protes thd kekerasan seksual. Di ranah sastra/seni, kita tak sering dengar perempuan disalahkan krn pakaian. Tp banyak lelaki menggunakan kuasa u/ manipulasi atau melindungi predator (spt halnya di institusi gereja 👇).
Felix Nesi, penulis asal NTT, dilaporkan ke polisi oleh Komunitas Pastoran SMK Bitauni karena ia menghancurkan kaca jendela dan sejumlah kursi di pastoran.
Felix kecewa dengan sistem Keuskupan Atambua yang memberi tempat dan "perlindungan" kepada pelaku kekerasan seksual.
"For Papuans who have been living within systemic racism and oppression for decades, Floyd’s death resonates deeply.”
Elvira Rumkabu, Papuan female scholar, on the global resonance of
#BlackLivesMatter
, solidarity, & the link between racism & capitalism.
In case you're still wondering about the massive protests against the Omnibus Law in Indonesia, read the articles below.
Omnibus Law, in a nutshell, is a law that’s pro investment, not life.
by
@febrofirdaus
by
@timmerman91
Terima kasih, Tempo. Segera mencatat buku-buku untuk dibaca. Saya penyuka Cyntha Hariadi— dulu saya dan Alm Lily Yulianti Farid selalu merekomendasikan karya2 Cyntha di Period— juga tulisan
@riojohan
dan
@perempuansore
.
I am co-organizing a feminist fest this weekend. We call it Etalase Pemikiran Perempuan, an 'etalage' (display) for women thinkers/creators across cultures & generations in Indonesia. We resist the marginalization & erasure of women from knowledge production.-a thread
@ciptamedia
Why still wonder why Taylor Swift said nothing about the Gaza genocide?
She exemplifies what Nancy Fraser calls “progressive neoliberalism,” where social movements “lend charisma” to capitalism. Activist messages will be incorporated as long as they align with neoliberal agenda.
Western media have reduced the Indonesian civil society movement to “sex law” protests, feeding the orientalist fantasy of a sex-obsessed Muslim Handmaid’s Tale society.
Read the demands carefully. Issues include violence against women and military occupation in West Papua.
Contoh tulisan akademis memikat & tajam: Melani Budianta. Dan semoga kita selalu curiga pada yang indah-indah. Sebagaimana terjadi di fiksi, puisi, juga esai non akademis, bungkus indah kerap mengalihkan perhatian dari posisi politik yg kabur, penyingkiran, atau penghapusan.
Keluhan saya pada dunia akademis sekarang: banyak sarjana kita yg ndak bisa menulis dg bahasa akademis yg tetap indah dan memikat.
Saran saya: perbanyak baca Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohamad dan buku2 Ignas Kleden dan Franki Budi Hardiman.
Penting banget!!!
Senang melihat percakapan tentang kritik sastra, male gaze, kritik feminis. Ini salah satu langkah merawat budaya kritik yang—menurut saya— bertujuan utama memerdekakan pembaca dan produksi pengetahuan.
Cuplikan wawancara saya ttg budaya kritik beberapa waktu lalu:
Mengingat Mei 1998 adalah mengingat kekerasan terorganisir yang menimpa etnis Tionghoa, termasuk pembunuhan dan perkosaan terhadap perempuan. Di masa itu orang memasang tanda “Milik Pribumi/ Muslim” pada rumah dan toko. Sebagian menggantung sajadah di atas pagar.
Last night I delivered a Master’s lecture at the Conrad Festival Award Gala, Kraków. I referred to Palestinian author Adanina Shibli as
“one of the brave literary witches we should listen today in the time when borders are fortified and some bodies are allowed to die.”
Aduh, perempuan sibuk banget. Ada wacana Papua & BLM, juga debat politik identitas vs perjuangan kelas. Perempuan menyusun taktik melawan penyingkiran di ruang publik, menguatkan kawan2 yg terdampak Covid-19, mengadvokasi isu2 genting dr kawin paksa hingga pembunuhan transpuan.
When people don’t understand, they burn the witch.
In the past week many Twitter users have tried to silence & harass me. I'd like to thank countless feminist/queer friends & male feminist allies for their support. Solidarity is precious.
I'm alive, fire burn and cauldron bubble.
Dari perspektif penulis, bahasa Indonesia adalah ruang bermain yang luas— tak cuma perihal kosa kata tapi juga susunan kalimat, bunyi, irama, juga
ragam efek yang lahir dari pertemuan kata (bisa cantik, ganjil, sumbang). Tidak ada yang alamiah dari eksperimentasi berbahasa.
Rekomendasi buku dari pembaca.
Bulan lalu saya bikin sayembara kecil berhadiah novel The Wandering dan minta mereka menuliskan judul buku yang kira-kira saya sukai atau harus baca ulang.
Berikut saya bagikan rekomendasi teman-teman— referensi bacaan liburan:
Orientalism is not just a thing from the 19th century. It is alive and well even as a paradigm in political analysis. It isolates the “East” as a fixed, clearly demarcated place/ idea rather than a constantly evolving entity with porous boundaries.
Dtg dr generasi yg sulit cari beasiswa, saya ‘kagum’ mendapati bhw semakin byk anak muda Indonesia sekolah di universitas top luar negeri, thanks to LPDP, makin marak pula sirkulasi narasi neoliberal (dr sukses individu, kreativitas sbg komoditas, hingga glass-ceiling feminism).
Isu pelecehan seksual selalu berjejak lama karena menguak persoalan struktural yang mengakar. Berkomentar selekasnya untuk memadamkan kebakaran tidak menyelesaikan masalah, apalagi langsung pindah prioritas: kembali mengetengahkan proyek sendiri dalam percakapan publik.
Budaya kritik atas karya sangat penting, bukan untuk ‘menunjang ekosistem seni,’ tapi untuk memerdekakan pembaca dan penonton.
Saya pernah membahas ini:
Senang melihat percakapan tentang kritik sastra, male gaze, kritik feminis. Ini salah satu langkah merawat budaya kritik yang—menurut saya— bertujuan utama memerdekakan pembaca dan produksi pengetahuan.
Cuplikan wawancara saya ttg budaya kritik beberapa waktu lalu:
Islamofobia tentu ada di Indonesia, dari ekspresi liberal-sekuler yang dikit2 pakai kata “arabisasi” atau sikap tolak dukung Palestina karena wacana telanjur didominasi islam konservatif. Tapi masalah terbesar kita adalah golongan Muslim yg tidak sadar privilese mayoritasnya;
sadar gak sih diksi 'terlalu islam' tuh termasuk bigotry dan islamophobic. what do you fear from muslims who practice their religions? except you got brainwashed by west propaganda about islam
Selamat Hari Perempuan, selamat memperluas makna “ibu” dan menghargai pengetahuan perempuan.
Budaya paternalistik melanggengkan pengkultusan “Bapak” (Bapak Pembangunan, Bapak Pendidikan, dsb). Mari bertanya: Seberapa banyak pengetahuan perempuan berpengaruh dlm pemikiran kita?
Baru lihat X—ada yg berkeras mereduksi interseksionalitas = alat neoliberalisme.
Neoliberalisme dapat memperalat apa pun, tapi perspektif yang meminggirkan sejarah radikal interseksionalitas adalah penghapusan thd genealogi pemikiran perempuan/queer kulit hitam sejak 1970-an.
Tulisan saya tentang aktivisme kultural feminis di Indonesia, “Feminist Intervention in Cultural Activism,” terbit di buku ini. Sebagian materi telah saya sampaikan di bbrp forum:
ANU Indonesia Update:
Harvard Asia Center:
Baru rilis, 'Gender Equality and Diversity in Indonesia: Identifying Progress and Challenges', oleh The Australia National University (ANU) Indonesia Project. Berisi 14 tulisan terkait isu gender di Indonesia dengan berbagai tema dari aspek ekonomi, politik, sosial hingga budaya
I wrote a short piece, "Indonesia's Criminal Code: Choose Your Own Adventure," in response to the international media's concerns with the banning of non-marital sex and its impact on global travel after the passing of Indonesia's new draconian laws:
Ternyata kata “kritik” bikin alergi, apalagi “feminis.” Banyak yg tak paham saya sedang
bicara ttg medan produksi yg lebih luas. Ok, sekalian saya kenalkan kajian film berperspektif feminis asosiasi pengkaji film Indonesia (tak hanya diilakukan perempuan):
Salut buat teman-teman di Indonesia yang menunjukkan kemiripan kolonialisme di Palestina dengan Papua tanpa terjebak membanding-bandingkan isu mana yg seharusnya diperhatikan. Ketimbang bikin olimpiade penindasan, mari fokus ke titik hubung solidaritas anti penjajahan & rasisme.
Arundhati Roy’s brilliant essay on how the global pandemic heightens social & economic inequalities, religious tension, & state violence in India: “People will fall sick & die at home. We may never know their stories. They may not even become statistics.”
Google “tara basro” dlm 24 jam terakhir. Media yg hindari obyektifikasi gunakan judul “foto Tara Basro" atau “kampanye body positivity.” Media sampah pakai kata “foto telanjang/ bugil/ tanpa busana” atau “pamer lekuk”- tambah kecap hubungi Kominfo: give the mic to the bastards.
“Homophobic, anti-feminist, unabashedly patriarchal.” my blurb for Indonesia’s Family Resilience Bill (RUU Ketahanan Keluarga) pushed by the conservatives.
Blurb for its “academic” draft:
“A shocking insult to your academic integrity & intelligence.”
Rest in power, Nawal El Saadawi.
In 1979, she interrogated the binary between freedom & religion, Western feminism, developmentalism, and Western imperialism. Women’s struggles in the non-Western world aim to end structural oppression based on class and patriarchal privilege.
Kita akan tetap konsisten menyoal seksisme dalam praktik/ institusi sastra Indonesia. Ini afiliasi dengan tujuan bersama, bersifat politis, tak bisa direduksi sebagai ‘gerombolan.' Mari terus fokus ke persoalan struktur sambil saling jaga teman2 yg ingin membuat perubahan.
Pelaku pelecehan yang mengapropriasi cerita kekerasan seksual yang dialami perempuan sangat menggores, sulit dihapus. Dan barangkali kita semua punya andil dalam membiarkan dan merayakan ini.
We’re part of it— let that sink in.
Ketika tak ada nama perempuan di daftar nominasi penghargaan sastra sebuah institusi negara dalam rentang waktu 2015-2020, prioritas seharusnya ada pada upaya memperbaiki sistem ketimbang menuntut bukti otentik bahwa perempuan disingkirkan.
#tolakpraktiksastraseksis
It’s frustrating that Indonesia—with its history of support for Palestine (one the countries that have never recognised Israel), is not a signatory of the Genocide Convention.
Indonesia needs to ratify the convention and acknowledge its own US-sponsored genocide in 1965-1966.
My contributor’s copies of People from Bloomington (Orang-orang Bloomington) by Budi Darma, translated by
@TiffTsao
, have arrived. Such a beautiful book. I am sad that Pak Budi is not here with us to cherish this.
People from Bloomington is out on April 12 via
@PenguinClassics
.
Hormat saya untuk para penyintas yg berani bicara tentang predator seksual. Meretas KS di dunia film sangat sulit, apalagi bila pelaku berjejaring luas dan menduduki posisi2 kunci. Terlalu banyak yg dipertaruhkan saat bicara.
Sila tanya para penggerak
#sinematikgakharustoksik
Lily Yulianti Farid, writer, director of Makassar International Writers Festival
@makassarwriters
& researcher at
@MonashUni
has passed away. She is my friend and partner in crime in smashing patriarchy in the Indonesian literary world. I am devastated & still processing this.
Selamat hari pergerakan perempuan. Selamat memperingati Kongres Perempuan Indonesia pertama 1928.
Mari terus pelajari pemikiran ibu dan nenek-nenek kita.
Mari terus pertanyakan seluruh kategori yang dianggap tetap, wajar, dan dilanggengkan, termasuk “ibu” dan “perempuan.”
Every woman who has given public talks knows a Giibran: entitled, loud, lacking substance.
Unfortunately this product has not been discontinued. Those in power are still manufacturing it.
I was invited to give a lecture at
@Harvard
Asia Center on Wed, April 20: “A New Direction of Feminism in Indonesia.”
This draws on my experience being part of a network of Indonesian feminist cultural activism, particularly
@pemikiranpuan
.
Register:
Di saat institusi pendidikan tinggi justru menyebarkan prasangka & diskriminasi, kita perlu terus menguatkan ruang-ruang kolektif untuk berpikir kritis & mempelajari pemikiran, gagasan, pengetahuan teman-teman dari kelompok minoritas gender/ seksualitas.
Scholars focusing on Indonesia always need to justify based on size (largest Muslim population, Muslim social organization, communist party outside of China/Soviet, etc), but well, sorry, not important, the Cold War is over. Decolonizing the academia is a slow, painful process.
Writer and feminist theologian Marianne Katoppo on language, gender, & theology (1979):
“I heartily sympathize with my Western sisters” (for the “he/she” problems and God as “he”).
In Indonesian language we only have one word for all genders, “Dia.”
Perlawanan dlm sastra Indonesia menempuh proses panjang, tak terjadi baru-baru ini saja. Perempuan & queer telah lama menolak struktur dominasi yg mewajarkan seksisme, homofobia, Jawasentrisme. Sebagian siasat bisa dibaca di sini:
#tolakpraktiksastraseksis
Seneng melihat kemapanan skena sastra Indonesia mulai dipentungi, terutama oleh penulis² muda. Di mana² dominasi itu memang hrs diperiksa, dibongkar, utk kemudian dihancurkan. Apalagi klo dominasinya msh bangga dgn superioritas bercorak maskulin. Dunia sdh harus berubah, paman².
Happy
#InternationalWorkersDay
. Let’s keep reminding ourselves that global capitalism is supported by underpaid care work that is not only feminized but also racialized, and that we need to critically examine how we are implicated within it through our work, travel, consumption.
Di tengah hasrat masyarakat untuk menghakimi dan absennya payung hukum yang tegas mengenai kekerasan seksual, akan selalu ada perempuan yang merasa sendirian tanpa bisa melihat jalan keluar.
#justicefornoviawidyasari
I am excited to be included on the longlist of the
#2021StellaPrize
, a major literary award celebrating women's writing in Australia. It’s truly an honour to be nominated for a prize named after a woman writer and a feminist. Congrats to all longlistees!
Kritik bias kelas terhadap Femfest valid, tapi saya juga memilih upaya memperkuat aliansi. Mungkin, sejak kegagalan kita mencegah disahkannya UU Pornografi, saya terus melihat aliansi sebagai sesuatu yang mahal dan mesti diperjuangkan.
In solidarity with Indonesian students & activists who are taking to the streets across the country to protest problematic bills, including the repressive new criminal code. The credibility & ethics of the legislators have long been questioned.
#ReformasiDikorupsi
#RakyatBergerak
Kekerasan verbal sepertinya sudah dinormalisasi setiap kali kata “feminis” muncul di ruang publik. Banyak perempuan mengalami ini, bukan cuma saya. Masih bisakah kita ciptakan ruang bercakap yang aman dan saling menghargai?
Wolna Palestyna. Free Palestine.
Remember all the world leaders with blood on their hands. Remember the enablers of gencide.
Don’t stop talking about Palestine.
From the river to the sea, Palestine will be free.
Kraków, October 28, 2023.
Traditional Balinese dance master Ayu Bulantrisna Djelantik passed away today. Here’s her portrayal of the badass witch Calon Arang.
Like Calon Arang, she taught and collaborated with women.
#deviantdisciples
RIP Biang Bulan.
Salah satu tujuan saya, lewat kerja kolektif maupun tulisan, adalah meruntuhkan seksisme sebagai masalah sistemik sastra Indonesia. Saya menolak terlibat dalam percakapan yang memberi panggung pada serangan terhadap individu dan mengalihkan perhatian kita dari masalah ini.
Malu melihat kajian akademik dijadikan dalih sensor diskusi ttg keadilan sosial. Surat arogan namun argumen rapuh, anti-akademik. Teman2 progresif yang mengajar di UI tentu tidak rela diwakili oleh pernyataan institusi yg menyinggung intelektualitas dan integritas seperti ini?
If you are interested in nationalism & masculinity, gender & militarism, Pengkhianatan G30S/PKI, and/ or Indonesian cinema, I have decided to make my 2007 article, “Contesting Indonesian Nationalism & Masculinity on Cinema” available to download.
I am happy for Parasite. In the ‘90s Korean Cinema was disregarded in Eurocentric film studies. But global cinema is structured by global capitalism. Discussion of aesthetics must consider the capital mobilized to achieve such high level of visibility.
Indonesians from a younger generation — born in a wealthier time, w/ better education & more access to scholarships — could learn what dissidence means from Arief Budiman. You don’t need to be a neolib agent supporting a conservative regime just because you graduate from Harvard.
International students from the Third World are the most vulnerable; they need to deal with immigration issues while coping w/ language (for non-native speakers of English, academic writing can be a form of epistemic violence), different culture, homesickness, economic precarity.
Decolonial feminism should be seen as a not-yet state, an unfinished project.
My new article in
@FeministReview_
, "Radicalising ‘Learning from Other Resisters’ in Decolonial Feminism" (free read-only access):
Saya ingat Cindhil di tengah riuhnya ruangan
@teatergarasi
, sebagian sibuk latihan, tapi ia tenang saja di balik komputernya. Entah ramuan apa yang ingin ia lempar ke dunia.
Gunawan Maryanto selalu bergerak menuju sesuatu, maka maut harus menghentikannya.
Beberapa paradigma untuk membantu proses belajar tentang Israel-Palestina. Dari IG, ternyata sudah ada di sini (tadinya bingung membaginya karena terlalu panjang). Terima kasih banyak,
@queerindisguise
.
In Nov-Dec 2023 I was a Visiting Writer at the Asia Creative Writing Programme, NTU Singapore. The residency includes teaching a six-week writing workshop, “Rewriting Horror, Myths, and Fairy Tales: Genre-Bending Literature.” Some of the works we read in class:
#booksrec
It’s been a hard day. And this:
UGM declared that the
#Agni
rape case has been solved in a “peaceful” manner.
And who made that claim? A bunch of men, of course.
Men of power protect rapists because we know what will happen to power structure if they do otherwise. Infuriating.
Sihir Perempuan berulang tahun ke-19. Ternyata panjang juga umur kumpulan cerpen ini. Banyak terima kasih untuk semua teman yang telah membaca Sihir Perempuan dan menemukan resonansi pada kisah perempuan-perempuan yang tak patuh.
Foto: cover 2023,
@bukugpu
, desain: Wulang Sunu
Selalu kagum mendengar paparan tajam Asfinawati di banyak forum.🔥
Saya juga rekomendasikan diskusi ttg perkosaan massal Mei 98 ini — ia bicara bersama narasumber2 perempuan cerdas lainnya:
#CabutOmnibusLaw
#SahkanRUUPenghapusanKekerasanSeksual
Teman2 ayo sempatkan saksikan Asfinawati, satu2nya narsum perempuan berbicara di antara puluhan narsum laki di ILC..Asfin sangat clear, tajam analisa, jelas keberpihakannya dan menyentuh nurani. Dialah salah satu perempuan pemimpin masa depan buatku 💪
Women should support each other, agree, but the first thing to do is to interrogate the heteropatriarchal capitalist structures that foster and benefit from the competition among women.
Terlepas dari segelintir penulis perempuan yang menonjol, sastra Indonesia - dlm hal gatekeeping & arah diskusi - masih sangat maskulin. Saya beruntung bekerja dengan editor perempuan
@sastragpu
. Ia menulis: “Karya sastra bukanlah sesuatu yang menenangkan, tapi yang menggugat.”
Sama dengan panggung pertunjukkan, sebuah buku pun lahir dari dinamika backstage yang riuh rendah. Ditulis editor senior, Mirna Yulistianti, yang membidani lahirnya banyak buku sastra penting Indonesia, tulisan ini mengajak kita menikmati kisah backstage sastra Indonesia. Seru!
Eka Kurniawan’s short story collection Kitchen Curse (
@VersoBooks
) is out this month. Here’s “Caronang,” one of my favorite stories, translated by TTT (Terrific
@TiffTsao
). Via
@lithub
Maksudnya apa mengedarkan artikel “premium” seperti ini di bulan puasa? Nggak malu ya terus meng-kapitalisasi istilah-istilah Islam seperti tobat, hijrah, & fitrah untuk menyiarkan ide-ide homofobik yang bisa makin membangkitkan kebencian?
Banyak LGBT dihantui rasa resah. Sebagian lalu memilih jalan untuk kembali, menjadi seutuhnya perempuan atau laki-laki. Bagaimana lika-liku prosesnya? Apa yang membuat mereka berhasil?
#kumparanNEWS
Awesome news to start 2021:
Budi Darma’s People from Bloomington (Orang-orang Bloomington, 1980), translated by
@TiffTsao
, was acquired by
@PenguinClassics
.
I'm delighted that my essay, "On the Complicated Questions Around Writing About Travel," was selected for inclusion in THE BEST AMERICAN TRAVEL WRITING 2021.
The essay, a reflection of travel & my novel THE WANDERING, was first published in
@lithub
.
Jika -- di antara begitu banyak persoalan -- kau habiskan energimu untuk mengeluh tentang SJW dan rezim ‘political correctness,’ kemungkinan besar kau orang yang paling diuntungkan oleh status quo.
Baru ingat kalau tahun ini buku Sihir Perempuan genap berusia 15 tahun. Saya senang hingga kini cerita-cerita di dalamnya terus menemukan pembaca baru, melampaui batas negara.
Foto:
@sastragpu
#SihirPerempuan
Neoliberal feminist icon Hillary Clinton gives moral support to privileged white women so that they can lean in while Palestinian women, whom she said nothing about, barely survive the ongoing genocide. Recognize women’s achievement, please, not US complicity in mass killings.