Humbly introducing
@BijakDemokrasi
, something we have been working on in the past couple of months. We are well aware that voting well is barely a start. We need to monitor, get organized, and lead our own change. Please give it a follow and check out:
Setelah
@bijakmemilihid
, terus apa? Dua bulanan ini tim udah kerja keras buat siapin jawabannya: BIJAK DEMOKRASI!!! Karena memilih baru titik awal dari partisipasi aktif sebagai warga.
Anies ada ‘dosa’ politik identitas.
Prabowo ada ‘dosa’ kasus HAM.
Ganjar ada ‘dosa’ konflik agraria.
Tidak ada capres yang sempurna 100%, tapi ada yang tidak ‘gaslight’ balik ketika dosa tersebut dipermasalahkan, atau lebih baik lagi menebus lewat pilihan kebijakan selanjutnya.
Dari awal positioningnya udah jelas beda. Imin bahas tentang ((keadilan iklim, keadilan ekologis, keadilan antargenerasi, dan keadilan sosial)) lewat PERUBAHAN, sementara Gibran doubled down on green capitalism ((hilirisasi, bioenergi, tambang nikel dan timah)).
Last night I called my dad. Apparently he told his mom, “Kalau anak sudah punya hidup sendiri, orang tua cuma perlu dukung. Jangan merasa mereka berhutang (untuk urus) kita, bukan mereka juga yang minta lahir dari kita.” Which reminds me how lucky I am to be his daughter.
PEKERJAAN APA YANG AKAN RELEVAN DI MASA DEPAN? (Sebuah thread.)
*Berdasarkan survey terhadap 3800+ perusahaan di 7 wilayah terhadap 353 pekerjaan, diklasifikasikan menjadi 4: (1) cerah, (2) stabil, (3) redup, (4) flagged.
GANJAR TO ANIES: "Your take on moving capital to IKN?"
ANIES: "Abandoning a problem is not the same with solving them. Moving to IKN will not solve Jakarta's problems. ASN only contribute 4-7% of congestion. Environmental issues won't be solved. We need public transport, parks."
Semua juga sepakat aktivitas lahan ilegal harus diselesaikan. Bedanya 01 dan 03 called out bahwa hilirisasi cepet-cepetan ini malah potensi bawa banyak masalah lingkungan, sementara 02 POVnya seolah-olah nggak ada masalah, ‘yang penting AMDAL jalan’ dan ‘tinggal cabut IUP’.
Nonton EKSIL membuat saya kembali marah karena membayangkan betapa bangsa kita kehilangan besar: a whole generation of intellect (kaum terpelajar) dihapus secara sistematis—dihilangkan, dibunuh, dan diasingkan. Lalu digantikan 30 tahun kurikulum yang membuat patuh dan marem.
Mungkin orang Indonesia paling rajin "maaf link materi presentasinya mana ya" di webinar tapi kebanyakan diem ketika diskusi, karena sistem pendidikan kita membiasakan pengetahuan jalan satu arah, bukannya proses dialektika di mana semua peserta adalah narasumber.
“Ya memang begitu” kills any child’s curiosity and eventually the light in their eyes. Lazy answers like these are the reason why our children would grow up to be less critical. She asked brilliant questions I hope she gets the education she deserves!
Orang bikin resep harus kuliah kedokteran.
Orang bikin obat harus belajar jadi apoteker.
Orang bikin gedung harus ngerti sipil/arsitektur.
Tapi orang bisa bikin hukum/kebijakan publik tanpa harus menguasai dulu ilmu hukum/ekonomi.
Sejahat-jahatnya narasi adalah pemilu satu putaran atas nama ‘efisiensi’. Seolah-olah esensi demokrasi memilih pemimpin tidak sah untuk menjustifikasi biaya publiknya.
Lagipula ‘memburu-buru’ adalah trik textbook untuk menjebak orang memakai ‘Sistem 1’ dan tidak berpikir kritis.
Beban pembuktian prestasi akan selalu ada pada petahana. Kalau Anda berkuasa dalam lima tahun terakhir, memang tugasnya lebih berat untuk menunjukkan semua data keberhasilan. Ketika di-‘serang’ oleh dua calon lain itu memang tugas mereka, esensi kontestasi pada debat ya itu Pak.
Sayang banget banyak kesempatan ‘debates worth having’ yang terlewat karena disibukkan drama dan pertanyaan gimmick. Pilihan baterai, perlindungan coal miners saat transisi, manajemen BUMN terkait SDA, deforestasi di bawah kepemimpinan Nasdem, Wadas dan Kendeng di bawah Ganjar.
Cek perasaan setiap habis ngobrol sama ‘circle’ kalian: did they make you feel good about yourself? Did they make you feel supported or ashamed over certain life decisions? May our friendships be forever judgement-free.
Mohon maaf tapi kalau tujuannya mengontrol risiko penyebaran virus, PSBB harusnya dilakukan seminggu sebelum dan setelah tahun baru ketika arus diantisipasi memuncak, bukan 11-25 Januari ketika memang semua selesai liburan, uang habis, dan mulai WFH lagi anyway.
Kalau
#DesakAnies
pendekatannya membuka ruang publik untuk semua kritik dan pertanyaan liar,
#GelarTikarGanjar
(bikin nama sendiri haha aslinya Demokreasi) semalam lebih ke ‘nongkrong’ berbahas berbagai ide.
Keduanya otentik sesuai gaya masing-masing dan baik untuk demokrasi.
That said poin-poin terkuat malam ini masih dari Pak Anies terutama terkait south-south leadership, proporsionalitas/efektivitas belanja vs. ancaman, dan banyak serangan on point tentang wealth gap, dan etika yang dilanggar dalam pengadaan alutsista dan food estate Kemenhan.
Sepertinya ada kesalahan logika yang membuat dikotomi ‘pintar ngomong’ dengan ‘jago eksekusi’ seolah-olah itu dua hal yang ‘berlawanan’. Yang lebih tepat adalah itu dua indikator berbeda yang harus dinilai sendiri-sendiri/secara terpisah.
@ardiwilda
@Afutami
Ini aku setuju. Informasi (or better, analysis) mendalam tentang rekam jejak sebelumnya juga bisa membantu pemilih.
Katakan yg pernah jadi kepala daerah, kebijakan atau inisiatif apa yg dia buat/berdampak untuk isu tertentu.
(ingat, membuat =/ berdampak)
Langit pagi ini dan tadi malam.
Mobil di Jakarta masih rame, tapi angin bawa polusi pembangkit batu bara ke arah lain. Bayangin kalau kita seriusin transisi energi pake alternatif bersih, aku sih mau ya???
Kalau Aoyama Gosho orang Indonesia, pasti salah satu kasusnya terjadi di malam takbiran di mana bunyi tembakan disamarkan oleh bunyi petasan anak tetangga.
Frekuensi dan intensitas hujan belakangan ini adalah gejala krisis iklim. Tahun depan, depannya, dan depannya lagi tren akan memburuk kalau kita tidak melakukan apa-apa. Pemerintah, tolong stop membuka hutan, transisi ke energi bersih, dan bangun kota-kota yang tangguh iklim.
IMO the real winner of this round is Ganjar—he exceeded expectations; improved his game significantly since the last one, with clearer message/criticism on the incumbent, taking a stab when the window opens (biar saya yang kalem di tengah), and solid data to back his arguments.
PRABOWO TO ANIES: "Jakarta has IDR 80 trillion budget. Why can't you address air pollution?"
ANIES: "If pollution comes from inside Jakarta, it will always be there; data shows pollution comes and goes. Wind direction brings pollution from coal plants. We lowered emissions."
Saran Mbak
@Afutami
karena term yg dipakai "kenali track record" terasanya jd merujuk ke rekam jejak di masa lalu (bukan gagasan).
Idealnya bisa dibagi jadi dua bagian:
1. Rekam Jejak (ttg masa lalu)
2. Gagasan (ttg masa depan)
Yang saat ini ada baru yg poin kedua. Nuwun 🙌
Pernikahan beda agama Ayu Kartika Dewi dan Gerald Bastian pagi ini membuat hati saya penuh. Ayu bukan hanya memperjuangkan toleransi di mulut sebagai stafsus, tapi sesungguh-sungguhnya menjalankan dalam berkeluarga. Agama dan pernikahan memang seharusnya tentang cinta kasih.
Izin revisi tweet-nya:
Pembangunan besar-besaran era Jokowi tidak sebanding dengan potensi krisis ekologis masif yang bisa memusnahkan manusia kurang dari satu abad ke depan. Menghentikan deforestasi dan membabat emisi adalah satu-satunya cara untuk kemanusiaan bisa bertahan.
Speaking of Harry Potter, throwback to that time
@wikanananta
and I forced our friends to come to our 100% DIY Hogwarts-themed party for my birthday last January: A THREAD.
“Nggak ada/elit doang yang baca,” they say. “Paling rame di Jakarta doang,” they say. One year later, so many stories coming from different corners of the country. We are proud of what we’re doing and definitely don’t feel like we’ve been wasting our time.
@bijakmemilihid
Gak ngerti sama argumen org “kenyataannya orang Indonesia masih males baca, milih pake perasaan, lebih demen gimmick, etc etc etc” buat bilang effort pendidikan literasi politik itu sia-sia.
Lah kalo dah pada pinter2 ya ngapain ada pendidikan literasi politik????
GANJAR: "So are you opposition then?"
ANIES: "This dialogue should have happened *before* the law is passed. You're only labeling me 'opposition' because we did not have proper consultation prior. It's not ethical to build a palace when people around IKN still lack basic needs."
Untuk yang sedang menjual idealismenya: saya tahu, 'perhitungan politik' (atau mungkin ekonomi) membuat apa yang sedang Anda lakukan seolah-olah masuk akal. Saya juga tahu 'people forget and forgive'. Tapi ada satu orang yang tidak akan lupa atau memaafkan: diri sendiri.
*GIBRAN TO IMIN*
Gibran: How we could develop SGIE?
Imin: I'm not familiar with SGIE.
Gibran: It's State of Global Islamic Economy: syariah, halal food, fashion. Sorry if too difficult for you.
Imin: Prepare regulatory framework for halal industry, affordable certification.
Sementara Mahfud goes to the fundamentals/anchors: kearifan lokal, konstitusi, dan nilai-nilai agama sebagai basis dari pentingnya lingkungan.*
*Bonus serangan food estate HAHA.
ANIES' CLOSING:
Either we're a country with rule of law that contains power, or we're a country where power bends the rule of law. We need to restore this country to the former. Need to uphold ethics. We will protect freedom of expression. Wakanda no more, Indonesia forever.
@Munir_Timur
Genuinely terrified to my bones watching this video. Threatening the press is not something to take lightly. Media independen bukan ‘mengatur kambing’ Pak, tapi memang pilar keempat demokrasi untuk memastikan yang berkuasa akuntabel dan tidak ada abuse of power.
In a parallel universe, 02 would’ve opened with his top 5 achievements, and ready with contending data to rebut all the arguments from his challengers. Instead we got an incumbent defense minister blaming lack of military force for what’s happening in Gaza.
*ON PAPUA*
Prabowo: It's about separatism, foreign interventions, need to protect local from terrorists.
Ganjar: We need to ensure different groups in Papua to sit together and dialogue.
Anies: It's not about security, and not about naming groups. It's about justice for all.
Kalau banjir kayak gini, kelas menengah dan atas akan pulih kembali setelah beberapa saat. Yang terdampak berminggu-minggu (belum lagi kalau banjir susulan) adalah mereka yang rentan dan miskin.
Makanya suka bingung banget kalau ada yang bilang krisis iklim ini isu ‘elit’.
1. Figure out what you want
2. Ask why you want it
3. Commit to wanting it
4. Build an ecosystem and habit where achieving it becomes a possibility
5. Have commitment devices (my calendar is my best friend)
6. Ask for help
7. Celebrate milestones
8. Take breaks (embrace mager)
ANIES TO PRABOWO: "When the announcement was out, how did you feel about having a VP candidate involved in the ethical violations in Putusan MK?"
PRABOWO: "My legal advisors all say this is legitimate. Let's not pretend like we don't understand the game. Let the people decide."
Keluarga tetep bawa mobil macet-macetan di Puncak as a default is *peak* Indonesian decision making process i.e. take/ignore the pain even though I know I deserve better than this because trying something else/changing is too difficult.
Semoga ini mendorong perilaku membawa tas belanja yang sama setidaknya 131x, bukannya tiap belanja beli ‘tas ramah lingkungan’ baru yang produksinya membutuhkan energi dan emisi berkali-kali lipat dari plastik.
Terlepas jawabannya kamgen banget perasaan boleh ‘kritis’ dan nanya blak-blakan di depan publik jujur hampir pengen menitikkan air mata tadi, ditunggu undangan serupa dari paslon 02 dan 03 thank you.
Anies was firm on his platform of *change*. He threw shades at Gibran's privilege, the many unaddressed legal issues for those marginalized, and claimed that his administration won't let the law be an extension of power.
We talk a lot about unrequited love, but not unrequited friendship. It's that polite "no" to invitations to hang, that seeping realization that someone does not like you back that much to want to spend time with you—it's subtler, but prolly chips away at your heart just the same.
Mad respect to all the essential workers (healthcare, convenience stores, restaurants) for still attending, servicing, and making the rest of our lives easier today. May you all get your much deserved break/time with loved ones soon. Been a long day—have a good rest, everyone.
This one’s for married couples:
How did you decide he/she’s the one? A single moment, accumulation of moments, a specific indicator or threshold to pass?
Baru tahu kalau ada orang-orang yang pikirannya bisa ‘sepi’, kayak ada tombol mute, diem nggak ada suara apa-apa. I constantly talk to myself in my every waking hour.
Ini baru secuplik dari potensi kerugian infrastruktur gara-gara krisis iklim. Jutaan hektar di Indonesia berpotensi terendam permanen dalam beberapa dekade ke depan. Sekali lagi: transisi ke energi bersih, lindungi hutan alam, dan desain kota dan desa agar tangguh iklim.
Halo, dari lubuk hati terdalam saya meminta maaf atas tweet tentang pernikahan Ayu dan Gerald. Agama dan interpretasinya bukan domain otoritas pengetahuan saya, sehingga tidak semestinya saya membuat komentar demikian. Untuk banyak yang berusaha meluruskan, saya berterima kasih.
Sangat merasakan perubahan ini dan bahwa Jakarta jauh lebih livable karenanya. Jalan kaki adalah bagian embedded dari naik transportasi umum, dan meski masih banyak PR senang melihat dimulainya transisi orientasi ke kota ramah pejalan kaki.
Terima kasih dan apresiasi kepada gedung-gedung di sepanjang jalur MRT Jakarta yang telah berkontribusi membuka pagarnya dan menjaga kebersihan area pedestrian agar tetap bersih dan nyaman dilalui oleh pejalan kaki.
#MRTJakarta
#UbahJakarta
#JelajahiJakarta
Mungkin kita butuh movement semacam “Brand New DPR”, platform fundraising dan support system untuk memenangkan kandidat dari kelas pekerja/independen sebagai anggota legislatif. Semacam marketplace sekaligus inkubasi politisi baru melawan establishment. Gimana caranya ya.
Kaget beberapa pengguna
@bijakmemilihid
terutama yang muda banget (first time voters) banyak yang lapor baru tau beberapa ‘kontroversi’ capres, karena yang selama ini mereka terpapar cuma gimmick-gimmick aja.
Woosung (The Rose):
“I’d rather be a villain because being a hero burdens you with people’s expectations. You might’ve done so many good things but society cancels you for one mistake. As a villain, people may think you’re actually a good guy just because you do one good thing.”
"Indonesian Leaders Sorted Into Hogwarts Houses", a thread—inspired by conversations with
@DityaDiku
:
(If you're not in the fandom you're likely going to misinterpret what I'm saying, so do us a favor and just stay away.)
Jumat lalu saya tanya Pak Anies tentang politik identitas dan isu lingkungan. Jawaban lengkapnya, termasuk tentang LGBT, marijuana medis, pernikahan anak, dst. udah naik di YouTube
@TotalPolitikCom
:
PRABOWO: "Don't put the blame on the wind. Own that this is your issue."
ANIES: "We need to make policy based on science and evidence. Data has confirmed this. There are pollutants coming from *outside* the city, when I'm president I'd be able to address this."
Sepakat. Kalau negara percaya bahwa manfaat pendidikan itu tidak terindividualisasi tapi menghasilkan dampak agregat positif ke masyarakat, sewajarnya pendidikan itu DISUBSIDI agar akses merata, bukan malah dijadikan komoditas di mana seseorang harus berhutang untuk menikmatinya.
S1 itu sebagian besar hanya dinikmati orang kaya/mampu. Karena itu:
Opsi A. Kasih utang (
#StudentLoan
) orang miskin agar bisa kuliah S1. Bayar pas lulus/kerja.
Opsi B. Subsidi S1 agar orang miskin bisa kuliah S1. "Bayar" ke masyarakat pas lulus/kerja.
Ini pilihan filosofis.
Y’all I risk going off brand by saying this but:
@saykoji
is a wordplay genius! If you haven’t already, listen/watch to his ultra awesome work with
@kostumkomik
in explaining trias politika and why the election matters.
Yang ditakutkan adalah capres *secara intensional* menghindari diskusi/debat yang di-host komunitas, e.g. karena elektabilitas lebih aman ketika tidak engage. Padahal IMO kemampuan adu dan komunikasi gagasan secara terbuka adalah bagian penting dari kompetensi jadi presiden.
Not a particularly religious person but I hold on to this one prayer which I keep close to my heart:
“Rabbi dzidni ilma warzuqni fahma. Robbis rohli sodri, wayassirli amri. Wahlul uqdatam minlisani, yafqohu qauli. I pray for the ability to learn, to absorb, and to articulate.”
That said without endorsing candidates I will remain true/loyal to my *values* and ethics—kalau satu capres bikin forum bebas bersuara sementara yang satu supporternya dikit-dikit UU ITE I’m not gonna remain ‘neutral’ in saying which one is deeply problematic thank you very much
Pengen belajar tentang kebijakan publik berkualitas langsung dari rumah?
@thinkpolicyid
udah buatin nih seri video dan handbook yang bisa diakses GRATIS.
Mulai dari identifikasi masalah, menggunakan data, sampai mendesain solusi.
Konten baru tiap Sabtu:
Bisa nggak ya bikin subculture di Twitter yang balik ke circa 2009 di mana semua sunshine and rainbows and just harmless acquaintances striking polite conversations with one another.
Last sunset before entering a whole new decade. Thanking this body for hosting my soul for almost 30 years now (which is not a short time), you did so well.
Don't know who needs to read this but: go for it. Whatever doubts holding you back, release them. Even when you're sure that it will fail, some things remain worthwhile to try.
Putting the Indonesian election aside for a little bit, been following the news of and rooting for the South African lawyers who took Israel’s genocide case to the ICJ.
They’re all true heroes of justice.
Realita tentang ‘gimana debat semalam’ dipertarungkan dalam 24 jam ke depan. Saya yakin ribuan konten lintas platform akan muncul untuk menawarkan interpretasi ‘alternatif’ yang salah tapi sangat efektif/mudah ditelan. Mari fokus lindungi kel. paling ‘rentan’ terkena narasi halu.
Can’t imagine the magnitude of pain but also the unbelievable strength that it takes to write this. All our thoughts are all with you Bu, wishing that we could carry some of your pain away so you could breathe a little easier, or at least hold you so you know you’re not alone </3
Ril… mamah pulang dulu ke Indonesia, ya..
Mamah titipkan kamu dalam penjagaan dan perlindungan terbaik dari pemilikmu yang sebenarnya, Allah swt, dimana pun kamu berada…
Insya Allah kamu tidak akan kedinginan, kelaparan atau kekurangan apapun.
GANJAR TO PRABOWO: "Will you introduce human rights court? Find graves so their mothers could pay respect?"
PRABOWO: "Don't politicize this issue. This was under your VP candidate (Mahfud)'s jurisdiction. I'm all for human rights. Former political prisoners are on my team."
Bung Karno’s (I assume intended) translation of Pancasila:
1. Belief in God
2. Nationalism
3. Humanity
4. Democracy
5. Social Justice
To think that these fundamental values got reduced to five memorized sentences every upacara makes me sad.
Why comparing our achievements with others’ (and feeling insecure about it) can’t be justified—we were born to different starting points, different access/privileges, so the only ‘objective’ comparison we could actually track is against our past self. It’s okay to take our time!
Ok so you’ve seen the invitation, but that’s just Photoshop and the right fonts (god bless the internet). The most time-consuming part was actually the FLOATING CANDLES. We used IDR 3,000 LEDs, paper cartons, and glue stick for melting effects. And by ‘we’, I meant
@wikanananta
.
If somebody’s wronged you in the past, make sure they did the 3As properly:
1. atone (own the mistake),
2. attune (listen to your needs), and
3. attach (set new, clear boundaries).
Relationships and presidential candidates alike.
Tanpa pemakaman yang layak, seharian kemarin bingung memproses kehilangan Bapak. Akhirnya menulis eulogi untuk melepas duka, sembari menangis lagi di beberapa paragraf.
#Tedjabayu
#TedjabayuSudjojono
Umur 21 bareng temen-temen bikin gerakan edukasi politik yang diikuti hampir 4,000 anak muda di 34 provinsi, biaya dari grant yang kami fundraising sendiri. Umur 23 diterima S2 Harvard nggak pake surat rekomendasi pejabat dan dibayarin beasiswa negara.
Worked my ass off for it.
Memang, dari tujuh staf khusus Presiden Jokowi, Putri Tanjung adalah yang termuda. Ia berusia 23 tahun. Kalau kamu di usia 23 tahun sedang melakukan apa?
#PutriTanjung