Pada tahun 2012, Rahman dibawa ke Lubuk Kembang Bunga, Kabupaten Pelalawan, Riau untuk menjadi anggota Elephant Flying Squad (EFS) Tesso Nilo. EFS Tesso Nilo merupakan tim yang bertugas untuk mengatasi konflik manusia-gajah di Taman Nasional Tesso Nilo.
Selamat jalan, Rahman.
Rahman adalah gajah jantan yang berperan dalam mitigasi konflik manusia-gajah di kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo, Riau.
Rahman mati di usia 45 tahun pada Rabu (11/1/2024) dengan dugaan di racun & satu gadingnya hilang.
#justiceforrahman
Ia lahir di kawasan PLTA Koto Panjang, Riau pada tahun 1979. Pada 1992, gajah liar ini ditangkap dan dipindahkan ke Pusat Latihan Gajah Sebanga, Kab. Bengkalis.
Setelah menjalani rehabilitasi selama beberapa bulan, ia kemudian dilepasliarkan ke Giam Siak Kecil, Kab. Bengkalis.
Namun, Rahman selalu kembali ke PLG Sebanga. Hal ini dikarenakan Rahman memiliki sifat yang ramah dan mudah berinteraksi dengan manusia. Oleh karena itu, Rahman kemudian dilatih untuk menjadi gajah jinak.
Selama menjadi anggota EFS Tesso Nilo, Rahman telah banyak membantu para mahout dalam menggiring gajah liar yang masuk ke permukiman penduduk. Rahman juga berperan penting dalam mengurangi dampak konflik manusia-gajah, baik dari segi kerugian ekonomi maupun korban jiwa.
Kematian Rahman merupakan kehilangan yang besar bagi dunia konservasi gajah di Indonesia. Rahman telah menjadi simbol perjuangan untuk melindungi gajah Sumatera.
Kami berduka cita atas matinya Rahman dan meminta kepada pihak berwajib menangkap pelaku pembunuhnya dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
#justiceforrahman