γ €
Setelah memastikan presensi miliknya sudah benar, ia bersama para murid lain pun melangkahkan kaki meninggalkan ruang kelas 8A, sebagian kembali menuju asrama masing-masing, termasuk Jona, dan sebagian lagi menuju ruang kelas mereka berikutnya.
γ €
γ €
Informasi dasar itu kemudian dilanjutkan profesor Flamel dengan mengarahkan pertanyaan khusus kepada kami, yang telah lebih dulu mengikuti kelas dibanding para penyihir baru. Sahut-sahut menjawab itu terdengar kembali memenuhi kelas, pun ikut di dalamnya, Jona menjawab.
γ €
γ €
Dengan pena yang telah diapit oleh kedua jari, Jona pun ikut membubuhkan judul pada lembar kosong di buku catatan kecilnya. βSatelit ... Mars.β Lalu, lembar buku materi pemberian profesor Flamel itu kembali dibaca setelah halaman barunya terbuka.
γ €
γ €
Salah satu alis terangkat, tampak seringai kecil terpatri di salah satu birai bibir sang empu. βCorrect, itβs clue about the moons of Mars, sebuah objek langit yang termasuk paling gelap di Tata Surya kita.β ujarnya sembari mengukir tajuk pada papan tulis nan telah kosong.
γ €
γ €
βAh, cerita ini!β Anak laki-laki Roudale itu sampai menjentikkan jari saat membaca informasi yang tertera pada buku. βSebuah dedikasi yang tinggi,β ucapnya kagum. βDengar-dengar, beliau sampai harus tidur di observatorium?β gumam Jona.
γ €
γ €
βDi sana tertulis bahwa Sir Asaph Hall sempat frustasi dalam menemukan dua satelit Mars, benar? Nah, alasannya adalah sebab cuaca nan buruk saat itu, sehingga beliau tidak dapat mengidentifikasi mereka dengan definitif atau secara pasti.β tutur sang nona membuka penjelasan.
γ €
@ProfsFlamel
γ €
βWashington DC? Cool!β Mendengar penuturan tentang rencana kunjungan langsung, siapa yang tidak senang? Lebih-lebih lagi, Jona begitu menggemari kegiatan kelas yang diadakan di luar ruangan seperti berkunjung yang disebutkan barusan. βDan akan bertemu portkey lagi, hahaha.β
γ €
γ €
Beberapa informasi yang telah Jona baca dan dengar pada kelas kali ini pun mulai dipindahkan olehnya ke atas lembaran kosong dari buku catatan. Sesekali, ia menganggukkan kepala saat mendengar penyampaian materi mengenai kedua satelit milik Mars yang tengah dibahas.
γ €
γ €
Sesaat, Jona menghentikan kegiatan menulisnya saat mendengar penuturan dari profesor Flamel yang membahas karakteristik dari satelit milik Mars. βBatuan nan kaya karbon yang bercampur dengan es? Apa berarti warnanya cenderung mirip bulan?β gumamnya.
γ €
γ €
βSelain termasuk objek tergelap di Tata Surya, kedua satelit ini tampaknya terbuat dari batuan nan kaya karbon yang bercampur dengan es dan mungkin ditangkap oleh asteroid.β Kala langkah terhenti, ayunan Birch membuat kudapan hadir di setiap meja. βBoleh sambil dinikmati~!β
γ €
γ €
Di tengah kegiatan βmenggumam khas Jonagiβ, kudapan datang sebagai teman pada kelas malam ini. βTerima kasih untuk kudapannya, Profesor!β seru Jona memandangi kotak berisi kudapan, yang mungkin akan menjadi makan malamnya nanti.
γ €
γ €
βDinamakan berdasar ... Dewa Perang, Ares ... Romawi Kuno ....β selagi menggumamkan catatan, Jona turut membubuhkan beberapa coretan penanda hal-hal penting. β ... Phobos, fear. Deimos, Dread.β Ia mengakhiri catatannya dengan membuat lingkaran yang mengelilingi 4 kata itu.
γ €
γ €
βOh?β Jona mengangkat kepala bersamaan dengan jarinya yang berhenti menulis, penuturan dari profesor Flamel sedikit membuatnya terkejut. Tahu-tahu saja kelas sudah berakhir. βTerima kasih untuk kelas hari ini, Profesor! Selamat beristirahat juga!β
γ €
γ €
βOkay, thatβs all for today, Wizzies.β Ia bertutur sembari menyandarkan selira di sudut meja.
βTerima kasih sudah hadir malam ini, sampai jumpa di pertemuan berikutnya! Have a good rest tonight, dearest young Astronomers.β Tampak paras berseri-seri tatkala mesem terukir.
γ €
γ €
Lalu, ditutupnya buku catatan kecil itu dan mulai mengemasi barang-barangnya dari atas meja. Tentu, Jona tidak melupakan kudapan yang didapat sebelum ia bangkit dari kursi dan berjalan ke depan kelas untuk membubuhkan nama pada daftar presensi kelas.
γ €