@zarryhendrik
Menjadi motivasiku untuk pulih, supaya nanti aku cukup jadi orang tua yang kalo chat anaknya cukup, "Nak, sudah malam, ayo pulang biar cukup istirahat karena besok sekolah/kuliah"
Karena dulu aku seringnya cuma dapet:
pulang
lupa rumahkah?
Jam berapa ini?
(Dalam bahasa Jawa)
-Dulu, ortu SMS ke anak:
"Udah jam berapa ini? Ayo pulang."
-2030-
"Halo! Semoga kamu dalam keadaan happy membaca chat ini. Hari sudah malam, Nak, dan semoga kamu nggak ngerasa offended saya panggil "Nak." Sebagai orang tua (dan kamu memang tidak meminta dilahirkan), ...."
@RahmaPil
@zarryhendrik
Bukannya kalimat yg bawah itu cenderung personal ya. Artinya masih ada kepedulian meskipun emg nyelekit🤣, dari pada gak dicariin
@Nard347
@zarryhendrik
Emang di situ saya mau menyatakan soal kepedulian? Kan tidak. Yang dimaksudkan kan model komunikasinya, gaya komunikasinya.
Saya kan gak bilang ga suka dicariin, tapi kan saya mengharapkan bahasa yang digunakan seperti yang saya tulis, tapi nggak bisa. Ya sudah saya aja yg gitu.
@RahmaPil
@zarryhendrik
Perasaan itu biasa aja Mbakk, tapi mungkin hati orang beda-beda kan ya jadi komunikasi aja ke ortunya si Mbak, kalo penginnya make bahasa yang alus kaoo ngabarin gituu, biar Mbaknya selalu nyaman dimanapun dan kapanpun...
@RAFsiALF
Betul, hati orang beda², sebab saya tahu siapa yang mengirim pesan itu dan seperti apa sih biasanya nada bicaranya. Kita kalo baca pesan/chat itu kan seolah ada nada/suaranya di kepala, ya. Nah itulah yang memengaruhi sebuah pesan ke kita. Kalo orang lain baca kata² di atas..